Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Sosok Inspirasi: "Kami Memanggilnya Bu Kas"

Gambar
Teks Oleh : Helti Marini Sipayung Usia dan profesi tidak membatasinya untuk terus belajar dan berbuat untuk alam dan kemaslahatan umat. Ibu Dosen ini adalah 'Relawan' di Komunitas Mangrove Bengkulu. Sehari-hari beliau disibukkan dengan seabrek jadwal mengajar di FKIP Jurusan Biologi, Universitas Bengkulu. "Bu Kas" (Kasrina) kami memanggilnya. Kegigihan dan dukungannya sangat berarti bagi kami untuk terus maju, berbuat nyata, mempengaruhi lebih ba nyak orang untuk terlibat dengan tangan mereka sendiri. Bersama menanam, merawat dan melestarikan pesisir, khususnya hutan mangrove. Bukan kita yg melindungi mangrove, tetapi kita menanam sabuk hijau untuk melindungi diri kita sendiri (dari ancaman tsunami, abrasi, bahkan kelaparan, sebab mangrove punya fungsi ekologis strategis bagi keberlanjutan hidup aneka biota laut). Bu Kas menginspirasi kami untuk terus belajar dan jangan pernah membatasi dirimu. #komunitasmangrovebengkulu #inspiring #inspiring

Jelajah Bakau dan Pengenalan Ekosistem Mangrove

Volunteer Komunitas Mangrove Bengkulu mengikuti jelajah bakau dan pengenalan ekosistem mangrove sekaligus mengenal lebih dalam tentang jenis-jenis mangrove penyusun di hutan mangrove Pulau Baai. Kegiatan ini bertujuan supaya para relawan Komunitas Mangrove Bengkulu dapat mengetahui perbedaan antar jenis baik secara morfologi maupun secara zona penyusun serta mereka juga dapat mengetahui jeni mangrove mana saja yang dapat diolah menjadi produk makanan. Kegiatan ini juga salah satu program pendidikan pesisir yang digagas olah Komunitas Mangrove Bengkulu.  Video ini dibuat oleh Triyatun. Video ini juga dapat ditonton di chanel  https://www.youtube.com/watch?v=b9-0pIyhUSc

INDONESIA MEMBANGUN " BENTENG SABUK HIJAU"

KOMUNITAS MANGROVE BENGKULU Dalam INDONESIA MEMBANGUN " BENTENG SABUK HIJAU"   Saksikan TVRI NASIONAL TANGGAL 6 NOVEMBER 2017 PUKUL 11.00 WIB. Salam Mangrove

Menjala Udang = Memanen Manfaat Ekosistem Mangrove

Gambar
Dua orang nelayan sedang menjala udang dimuara sungai Jenggalu (9/9). Udang tangkapan nelayan ini biasanya dijual kepada para pemancing, udang hidup ini salah satu umpan favorit pemancing muara sungai / laut. Namun tidak menutup kemungkinan udang hasil tangkapan mereka gunakan sendiri untuk umpan pancing. Beberapa kali kesempatan Komunitas Mangrove Bengkulu iseng bertanya kepada mereka, Bagaimana hasil tangkapan mereka, sesekali mereka mengeluh karena hasil yang mereka dapatkan hanya sedikit bahkan tidak dapat sama sekali, salah seorang nelayan juga menuturkan bahwa berkurangnya udang hasil tangkapannya adalah rusaknya hutan mangrove disekitar sini dan ada juga oknum menangkap udang dengan pukat yang mengakibatkan udangnya habis. Hutan mangrove juga memiliki peran penting terhadap biota laut salah satunya udang.

Olahan Buah Mangrove Jenis Pidada Merah (Sonneratia caseolaris) dan Pidada putih (Sonneratia alba)

Gambar
Olahan Buah Mangrove Jenis Pidada Merah ( Sonneratia caseolaris) dan Pidada putih ( Sonneratia alba ) Faramudita   Komunitas Mangrove Bengkulu (KMB) Email : Faramudita606@gmail.com & Mangrove.bengkulu@gmail.com Jl. Budi Utomo gg Asam kelurahan Pekik Nyaring. Bengkulu Tengah BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Kepulauan Indonesia memiliki sekitar 13.466 pulau (Suhendri 2012) dengan panjang garis pantai mencapai 95.000 km (Muhammad 2012). Pesatnya pertumbuhan penduduk mengakibatkan peningkatan kebutuhan sumber pangan. Hutan dan perairan darat sebagai tempat sumber makanan yang semakin rusak dan tercemar dirasa sudah tidak mampu lagi menopang kebutuhan itu. Oleh karena itu, pada kurun waktu terakhir, sumber bahan makanan banyak dialihkan ke laut. Wilayah laut Indonesia yang luasnya tiga kali lipat luas daratan memiliki potensi untuk menyumbang 140 miliar US$/tahun (Republika 2012). Luas hutan bakau Indonesia pada tahun 2005 sekitar 2.900.000 hektar, atau se